ndut-ndutan

beberapa hari terakhir ini,
mobilku ndut-ndutan terus.
digas, ndut-ndut,
ganti gigi, ndut-ndut lagi.
berhubung ga ngerti mesin,
jadinya aku ga tau kenapa bisa begitu.
mau ke bengkel,
kok ya ga ada waktu minggu ini.

sebulan terakhir ini,
aku juga merasakan hal yang sama dengan hidupku.
ga ada yang salah sebenarnya,
sepertinya semua berjalan seperti apa yang aku inginkan
dan aku percaya, sejalan dengan ”The grand design”.
tapi kok ya ada perasaan ndut-ndut itu tadi.
ga terlalu ngeganggu perjalanan sih,
tapi bikin ga nyaman.

setahuku, kalau sedang merasa seperti ini,
harusnya aku mengambil satu waktu khusus
buat menyegarkan diri,
mencari akar masalah,
dan syukur-syukur bisa dapat cara untuk menghilangkan si ndut-ndut tadi.
retreat, kata orang-orang,
atau tapa brata kata orang yang lain

masalahnya sekarang,
sama dengan keinginan bawa mobil ke bengkel,
susah banget cari waktu kosong!

”in quietness and trust is your strength”
-- Isaiah the prophet

penciled by -rino @ 10:07 AM


“copet*” – a story of a little black backpack

* pickpocket

it was summer 2004
and a little black backpack stood
in a shelf of a store close to mozartplatz, salzburg.

when someone finally bought it,
the little black backpack became a home to
a pair of brown wallet and planner
that came from down under,
a little phone, a shiny metal disk ,
and a hello bear stationery case.

since then the little black backpack have traveled
accompanying the someone from places to places.
it has a special place on the someone’s desk
and it saw different faces each and every day.

last saturday afternoon, at the setiabudhi gas station,
the little black backpack lied in a front seat of a car.
when a door opened,
a stranger reached for the little black backpack.
he then run and hop onto a back of a motorcycle

the little black backpack could hear
the steps of people chasing
shouting “copet! copet!”
it could feel the motorcycle speeding,
almost hit a pedestrian walking by.
and the little black backpack knew
that it will never see the someone again.

“a man’s life does not consist in the abundance of his possessions”
-- Jesus Christ

penciled by -rino @ 11:34 AM


in a mathematical state of mind

for those of you who love math,
or hate math,
or are not sure on how to react towards math,
I have opened a new blog
dedicated to the things that I’ve learned when doing math

please come and visit
and I hope you’ll enjoy it!
If people do not believe that mathematics is simple,
it is only because they do not realize how complicated life is.
~John Louis von Neumann

penciled by -rino @ 12:59 PM


kecanduan

kira-kira sebulan yang lewat
papah memutuskan untuk berhenti merokok.
kejutan besar untuk semua!

setelah 51 tahun
(papah merokok sejak usia 14)
yang sebagian besarnya penuh dengan petatah-petitih berlegiun dokter,
dengan omelan mamah,
dan dengan gerundelan empat putri yang semuanya diimbasi gangguan pernapasan,
(dari bronchitis, asmatis, sampai asma beneran)
akhirnya bisa berhenti juga.

senang!
rumah sekarang bebas asap,
kamar mandi papah kehilangan bau-bauan,
dan di malam hari ga pernah terdengar lagi suara khas batuknya papah.

tapi juga kasihan.
sekarang papah jadi banyak ngemil crackers dan tidur,
katanya buat memendam keinginan merokok.
juga jadi ga semangat dan ga bisa berpikir,
kerjanya jadi keteteran,
penulisan bukunya mandeg di bab yang itu-itu juga.
padahal sudah lebih sebulan berlalu sejak papah berhenti.
abang dan ompungku bilang,
bisa jadi papah akan seperti itu sampai enam bulan ke depan.

ke-candu-an,
menurut kamus Webster adalah
kebutuhan yang kompulsif dan persisten
akan penggunaan substansi pembentuk kebiasaan
yang dikarakterisasi oleh toleransi
dan oleh gejala fisiologis pada saat penggunaan dihentikan.

kalau begitu,
sebenarnya banyak dong yang bisa jadi candu buat kita.
tidak hanya yang membahayakan seperti rokok,
atau TV dan internet yang konon sudah banyak memakan korban pecandu.
tapi cinta juga bisa jadi candu.

seperti cinta Turriddu pada Lola
di opera “Cavalleria Rusticana”nya Mascagni
yang membuat Turiddu kehilangan nyawa di suatu pagi Paskah.

Ntra la porta tua lu sangu è sparsu,
Tanda darah ada di depan pintumu
E nun me mporta si ce muoru accisu...
Namun aku tidak peduli jika aku harus mati…
E s'iddu muoru e vaju mparadisu
Kalau aku mati demi kau dan pergi ke surga
Si nun ce truovo a ttia, mancu ce trasu.
Itu bukanlah surga bagiku jika kau tak di sana.
-- dinyanyikan oleh Turiddu
-- dicuplik dari Cavalleria Rusticana oleh Pietro Mascagni

penciled by -rino @ 9:45 AM


to write a poem or not to write a poem

last night in a chat,
Myrfa told me that she didn’t know that I write poems.

well, I don’t. at least I think that I don’t.
I don’t remember I ever wrote a single poem.
but I do write stories,
most of which have personal meanings.
and, in this blog, they are usually presented in a “poem-like style”
(if such a word exists)

I grew fond of the style
after reading e-mails by pak Hasanuddin Z. Abidin’s,
a lecturer in Geodetic Engineering ITB,
whom I’ve never met in person, btw.

I remember the time when I received close to 150 e-mails a day,
most of which written in long sentences and paragraphs.
pak Hasan’s e-mails was such a treat.
I like his ideas and agree to most of them,
but I like the way he wrote even more.

It was pleasant to read,
easier to grasp and understand,
and, usually, speaks straight to the points.

A poem should not mean
But be
--from Ars Poetica by Archibald MacLeish

penciled by -rino @ 5:10 PM


no more "Urbi et Orbi"

cerita ini ditulis di Kosice, 5 September 2001
seminggu setelah kunjunganku ke Vatican


sewaktu aku di Roma, aku ke Vatican hari Rabu,
hari di mana Paus memberikan berkat mingguannya.
ribuan orang dari seluruh dunia antri panjang,
konon sudah dimulai dari jam 6 pagi,
walaupun acaranya baru akan dibuka jam 10.

sekitar jam 9 pintu dibuka dan kami masuk.
ternyata aula gedung itu disekat jadi dua,
bagian depan untuk undangan
dan bagian belakang untuk 'audience'
semua turis, pengunjung, dan yang bukan Katolik (termasuk aku)
masuk dalam kategori ‘audience’.

penjagaan di pintu masuk 'audience' ini ketat banget,
digeledah, di-x-ray, ga boleh bawa minuman, kamera diperiksa, dsb,
padahal para undangan boleh lewat begitu saja.

jam 10, Paus memasuki ruangan lewat lorong tengah.
wah, orang-orang mulai menjerit,
“papal, papal” ada juga yang “father, father”
banyak yang menangis dan histeris.
suasananya, gimana ya, pokoknya bikin merinding.

karena aku duduk hanya dua bangku dari lorong tengah,
aku bisa melihat dengan jelas.
orang-orang dorong-mendorong berebut mau menyentuh dan disentuh,
anak-anak kecil diangkat oleh orangtuanya supaya bisa dicium,
yang menangis semakin banyak,
pokoknya heboh.

karena lorongnya cukup panjang dan Paus bergeraknya lambat
jadinya cukup lama juga untuk sampai ke podium,
sekitar 45 menit.
setelah sampai, Paus menyampaikan berkat dalam 12 bahasa,
multi-lingual banget beliau.
sebelum berkat dalam satu bahasa diberikan,
disebutkan dulu satu per satu undangan yang berbahasa tersebut,
misalnya paroki ini, paduan suara itu,
sekolah/universitas ini, drum korps itu, dsb.
jadinya ramai, karena begitu disebut
mereka beryel-yel, bernyanyi, atau memainkan satu lagu.

hari Rabu yang tidak terlupakan…


"The future starts today, not tomorrow."
-- Pope John Paul II

penciled by -rino @ 4:16 PM