the ethics of email forwarding

a couple of days ago, a staff at cnrg itb,
and the husband of a friend,
received a warning from one media giant,
for his action on forwarding particular emails
believed to defame one of the media’s journalists.

this makes me wonder:
what kind of emails are we allowed to forward?
when we forward an email, does this mean we agree with its content?
is there a written (and published) document about ethics on email forwarding?
if such a document exists, does it have legal power?

anyway, mas basuki,
“the truth is out there”
as mulder and scully always said :-)

“The truth, as the light, makes blind.”
-- Albert Camus

penciled by -rino @ 10:40 AM

7 Comments:

At 10/5/05 11:57 PM, Anonymous Anonymous commented...

Thanks for the support to my hubby.
Kayaknya wartawan dan media masa lebih senang meneliti dan menulis kejelekan para pejabat dan berteriak ttg kebebasan pers bila mereka dituntut ke meja hijau. Sedangkan mereka sangat malas meneliti kebenaran berita ttg kejelekan wartawannya sendiri dan malah ingin me-mejahijau-kan pembawa berita yg jelas2 bukan sumber berita. Baca juga: http://priyadi.net/archives/2005/05/03/satria-kepencet-whistleblower-anonimitas-dan-kompas/
sebagai gambaran kasus ini dan sikap this giant media dalam menerima kritik.

 
At 11/5/05 2:19 PM, Anonymous Anonymous commented...

gimana kalau isi email yang kita forward adalah sesuatu yg kita tidak tahu *makanya kita forward ke milist* karena kali2 aja ada yg bisa kasitahu..
misalnya, isi emailnya : *vaksin Hepatitis menyebabkan Autis*
dalam hal ini *ga mesti* kita setuju kan ?

intan
www.alamsyah.net/lamaman

 
At 11/5/05 10:09 PM, Anonymous Anonymous commented...

Iya Ntan, namanya milis kan bisa untuk diskusi. Kayak dulu ada berita soal kebanyakan minum susu berbahaya, kan dengan dilemparin ke milis, siapa tau ada yg mengerti soal ini. Trus ternyata Bapaknya Intan mengetahui masalah ini terus memberi bantahan.

 
At 16/5/05 11:47 AM, Blogger -rino commented...

setuju.. selama ini memang aku berpikiran seperti itu kok. suka memforward ke milist dengan harapan ada tanggapan dari yang lebih tau. tapi, apa memang seperti itu etikanya ya. jangan2 (tanpa setau aku) ada suatu konsensus kalo memforward itu artinya setuju. (ada ga sih?)

mba anna, everything happens for reason... :-) kapan pulang nih? atau mau nengok intan dulu di tempat baru di norway (sori nama kotanya lupa, susyah sih ;-)

 
At 17/5/05 12:44 AM, Anonymous Anonymous commented...

Aku pulang Insya Allah tahun ini, tapi nggak tau kepastiannya kapan. Kayaknya aku nggak coba nyari postdoc, soalnya udah nggak enak pisah lama sama misoa :-)

Aku nggak tau kalo aku bisa nengokin Intan di tempat baru, kalo pengennya sih pengen...

Oh ya, soal satpam ITB yg jago benerin mobil, kayaknya harus dicari kebenarannya, karna aku baru denger gosip aja.

 
At 17/5/05 7:34 AM, Blogger Pojok Hablay commented...

apa kabarnya nih. aku gak begitu suka email fwd-an, terutama karena yang aku alami, lebih banyak orang nge-fwd sesuatu tanpa mikir dua kali. lebih suka cari tahu dulu tentang itu sampe mentok, baru deh dilempar ke milis :)

 
At 22/5/05 4:43 PM, Blogger kinanthi sophia ambalika commented...

hi thanks dah mampir ngisi shout gagal mulu...nice blog

 

Post a Comment

<< Home